
Sebuah gedung di Iran yang menjadi sasaran serangan Israel. Foto: Fatemeh Bahrami/Anadolu via Getty
Malam Panjang di Teheran : Serangan rudal menghantam jantung Iran, ketika dunia belum selesai menyusun peta damai.
Madanika.id,Tel Aviv – Israel membuka babak baru ketegangan di Timur Tengah, Kamis malam waktu setempat, lewat serangan udara terkoordinasi yang menyasar instalasi nuklir, fasilitas rudal, hingga elite militer Iran. Aksi militer ini dilakukan tanpa dukungan dari Amerika Serikat, yang langsung mengambil jarak dari serangan tersebut.
Serangan berlangsung beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menyatakan keberatan atas rencana Israel membombardir situs nuklir Iran. Trump menegaskan masih ada jalan menuju kesepakatan. Namun tak lama berselang, rudal-rudal Israel meluncur dan menggempur sejumlah target vital di Iran.
Komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Jenderal Hossein Salami, dilaporkan tewas. Media pemerintah Iran juga mengonfirmasi kematian dua ilmuwan nuklir utama dan satu jenderal senior. Tayangan asap membumbung dari kawasan permukiman pun menyebar di berbagai kanal resmi.
Sirene tanda bahaya berbunyi di seluruh Israel. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menetapkan status darurat nasional. Ia mengatakan:
"Following the State of Israel's preemptive strike against Iran, a missile and drone attack against the state of Israel and its civilian population is expected in the immediate future."
("Menyusul serangan pencegahan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan drone terhadap Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi.")
Sementara itu, Amerika Serikat dengan cepat menegaskan sikapnya yang tidak terlibat. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan:
"Tonight, Israel took unilateral action against Iran. We are not involved in strikes against Iran and our top priority is protecting American forces in the region."
("Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan ini dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan.")
Rubio melanjutkan,
"Israel advised us that they believe this action was necessary for its self-defense."
("Israel memberi tahu kami bahwa mereka yakin tindakan ini diperlukan demi membela diri.")
Ia menegaskan,
"President Trump and the Administration have taken all necessary steps to protect our forces and remain in close contact with our regional partners. Let me be clear: Iran should not target U.S. interests or personnel."
("Presiden Trump dan pemerintah telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi pasukan kami dan tetap menjalin kontak erat dengan mitra regional. Saya tegaskan: Iran tidak seharusnya menargetkan kepentingan atau personel AS.")
Seorang pejabat militer Israel menyebut bahwa operasi ini akan berlangsung selama beberapa hari dengan misi utama menghancurkan kemampuan nuklir dan rudal balistik Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan operasi ini akan berjalan "selama diperlukan".
"We are now in a strategic window of opportunity and close to a point of no return, and we had no choice but to take action," ujar pejabat IDF tersebut
("Kami sekarang berada dalam jendela strategis yang sempit dan mendekati titik tanpa jalan kembali, dan kami tidak punya pilihan lain selain bertindak.")
Iran bersikeras tidak sedang mengembangkan senjata nuklir. Tidak ada peringatan resmi dari Amerika maupun negara sekutu lain bahwa Iran tengah mempercepat pengembangan senjata tersebut.
Di balik layar, sumber diplomatik menyebut Amerika telah memberi tahu beberapa sekutunya bahwa serangan Israel akan segera dilakukan, namun menegaskan bahwa Washington tidak ikut serta. Axios melaporkan bahwa AS telah memberi tahu Israel bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam serangan terhadap program nuklir Iran.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, sempat menulis di X sebelum operasi diumumkan:
"I will remain here all night. Pray for the peace of Jerusalem."
("Saya akan tetap di sini semalaman. Berdoalah untuk perdamaian Yerusalem.")
Skala operasi ini sangat besar. Israel tidak hanya menargetkan fasilitas nuklir dan rudal, tetapi juga tokoh-tokoh kunci dalam struktur keamanan Iran. Netanyahu mengklaim bahwa Iran telah melakukan langkah luar biasa dalam mempercepat program nuklir serta memproduksi rudal balistik secara masif, dan keduanya harus "dihilangkan".
Israel telah menutup ruang udaranya, dan Iran menangguhkan penerbangan dari Bandara Internasional Teheran. Aktivitas pendidikan, perkantoran, dan pertemuan massal dilarang, kecuali untuk sektor esensial. Para pemimpin politik Israel dipindahkan ke lokasi rahasia.
Perundingan putaran keenam antara Amerika dan Iran yang dijadwalkan berlangsung hari Minggu dipastikan tertunda. Serangan Israel diprediksi telah menutup semua peluang diplomasi.
Gedung Putih menjadwalkan rapat Dewan Keamanan Nasional pada pukul 11 siang waktu setempat.
Iran telah menyatakan akan membalas jika program nuklirnya diserang. Amerika pun mulai mengevakuasi diplomat dan keluarga personel militer dari Irak, Bahrain, dan Kuwait, serta memperkuat sistem pertahanan di pangkalan-pangkalan militer kawasan Teluk.
Leave a comments
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Ikuti Kami