__temp__ __location__
Semakmur Banner
`
Kalimantan Timur Catat Deflasi, Ekspor dan Impor Merosot

Kalimantan Timur Catat Deflasi, Ekspor dan Impor Merosot

Madanika.id, Samarinda – Provinsi Kalimantan Timur mengalami deflasi sebesar 0,25 persen pada Februari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya, serta deflasi tahunan sebesar 0,30 persen. Penurunan harga di sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (-3,23 persen) menjadi pemicu utama turunnya Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah ini.

Di sisi lain, sektor transportasi justru mencatat inflasi bulanan sebesar 1,19 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya yang meningkat 1,72 persen.

Ekspor Kaltim Tertekan, Impor Ikut Menyusut

Kinerja ekspor Kalimantan Timur mengalami tekanan. Nilai ekspor pada Januari 2025 tercatat sebesar 1,68 miliar dolar AS, turun 30,61 persen dibandingkan Desember 2024. Sektor pertambangan masih menjadi andalan dengan kontribusi 76,17 persen dari total ekspor, meskipun mengalami penurunan 24,32 persen secara bulanan.

Ekspor nonmigas mendominasi dengan porsi 89,64 persen dari total ekspor Kalimantan Timur, dengan tujuan utama ke Tiongkok (33,97 persen), India (15,36 persen), dan Filipina (8,35 persen). Penurunan ekspor ini turut dipengaruhi oleh berkurangnya impor batu bara dari beberapa negara mitra dagang utama, seperti China (-26 persen), Vietnam (-8,89 persen), dan Taiwan (-30,49 persen).

Dari sisi impor, Kalimantan Timur mencatat penurunan nilai impor sebesar 24,75 persen dibandingkan Desember 2024, dengan total nilai impor mencapai 390,48 juta dolar AS. Sebagian besar impor didominasi bahan baku atau penolong yang menyumbang 92,82 persen dari total impor. Malaysia menjadi pemasok utama (16,31 persen), diikuti oleh Tiongkok (13,86 persen) dan Britania Raya (11,25 persen).

Sektor Pertanian: Panen Padi Meningkat, Produksi Jagung Tertekan

Sektor pertanian di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif pada padi, namun sebaliknya terjadi kontraksi signifikan pada produksi jagung. Luas panen padi meningkat 10,44 persen pada 2024 menjadi 63,04 ribu hektare, dengan produksi mencapai 249,64 ribu ton gabah kering giling (GKG), naik 9,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi beras pun ikut meningkat sebesar 9,99 persen menjadi 145,21 ribu ton.

Namun, sektor jagung justru mengalami penurunan tajam. Luas panen jagung turun 50,80 persen menjadi 919 hektare, sedangkan produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen anjlok 64,78 persen menjadi 3,96 ribu ton. Kondisi ini diduga akibat cuaca ekstrem pada awal 2024 yang berdampak pada produksi.

Tantangan Ekonomi Kaltim di 2025

Dengan deflasi yang terjadi serta merosotnya ekspor dan impor, Kalimantan Timur menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat pada awal 2025. Ketergantungan pada sektor pertambangan masih menjadi faktor dominan dalam perekonomian daerah ini. Sementara itu, sektor pertanian, khususnya padi, tetap menunjukkan ketahanan, meskipun sektor jagung masih berada dalam tekanan.

Ke depan, peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, memperkuat industri pengolahan, dan memperluas diversifikasi ekspor diharapkan mampu membantu Kalimantan Timur menghadapi dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Mendag Budi Santoso Terima Audiensi Depalindo, Bahas Penguatan Ekspor dan Efisiensi Logistik
Mendag Budi Santoso Terima Audiensi Depalindo, Bahas Penguatan Ekspor dan Efisiensi Logistik
UMKM Lokal Meriahkan Gelaran “Kita Indonesia” RRI Samarinda
UMKM Lokal Meriahkan Gelaran “Kita Indonesia” RRI Samarinda
Admin Madanika
Admin Madanika

Leave a comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *