__temp__ __location__
Semakmur Banner
`
Iran Gempur Israel: Balasan Terbesar dalam Sejarah Konflik Timur Tengah

Foto: Quique Kierszenbaum/The Guardian

Iran Gempur Israel: Balasan Terbesar dalam Sejarah Konflik Timur Tengah

Madanika.id, Samarinda — Dunia menyaksikan babak baru dalam konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel. Setelah puluhan tahun bersitegang, dua kekuatan regional itu akhirnya terlibat dalam kontak langsung paling dahsyat dalam sejarah hubungan mereka. Serangan rudal balistik Iran ke berbagai kota Israel sejak Jumat malam pekan lalu mengukuhkan satu hal: Teheran tidak lagi hanya mengandalkan perang proksi.

Serangan Iran merupakan respons atas operasi militer besar-besaran Israel bertajuk Rising Lion yang digelar pada 13 Juni 2025. Dalam operasi tersebut, ratusan jet tempur Israel menghantam fasilitas nuklir, markas Garda Revolusi Iran (IRGC), hingga gedung pemerintahan di sekitar Teheran dan Isfahan. Serangan itu menewaskan sejumlah tokoh kunci militer dan ilmuwan nuklir Iran, termasuk Komandan IRGC Hossein Salami dan Kepala Intelijen IRGC Mohammad Kazemi.

Teheran bereaksi cepat. Dalam waktu kurang dari 48 jam, Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati III—gelombang rudal balistik, drone, dan proyektil jarak jauh yang menghantam kota-kota utama di Israel, dari Tel Aviv, Haifa, Bat Yam, hingga Rehovot. Kementerian Pertahanan Israel mengakui bahwa sistem pertahanan udara mereka kewalahan menghadapi serangan bertubi-tubi. Sebagian besar rudal berhasil dicegat, tetapi sejumlah misil menembus pertahanan dan jatuh di area permukiman padat penduduk.

Serangan di Bat Yam menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 180 warga. Di kota Arab Tamra, empat orang dilaporkan tewas setelah rumah mereka hancur dihantam rudal jarak menengah. Ledakan juga dilaporkan terjadi di Rehovot dan menyebabkan puluhan korban luka.

Militer Iran mengklaim menggunakan rudal canggih, termasuk varian hipersonik Haj Qassem, untuk menghancurkan sasaran strategis. Sementara itu, sejumlah drone Iran sempat memasuki wilayah udara Israel, namun sebagian besar berhasil ditembak jatuh. Media internasional melaporkan bahwa Weizmann Institute of Science, salah satu pusat riset terkemuka di Israel, mengalami kerusakan setelah dihantam proyektil Iran.

Kondisi di Israel kini dalam status siaga tertinggi. Pemerintah mengaktifkan seluruh sistem perlindungan sipil dan menyerukan warganya untuk tetap berlindung di ruang bawah tanah dan bunker. Sekolah-sekolah ditutup, transportasi umum dibatasi, dan bandara sempat menghentikan operasional. Sektor energi menjadi salah satu yang terdampak parah—kilang minyak di Haifa mengalami kebakaran hebat setelah dihantam rudal, memicu lonjakan harga minyak global hingga menyentuh US$ 78 per barel.

Dari sisi geopolitik, serangan Iran mendapatkan dukungan luas dari dunia Islam. Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Pakistan menyatakan solidaritas terhadap Iran dan mengecam agresi militer Israel. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melalui Sekretaris Jenderal Hissein Brahim Taha menyebut serangan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Iran pun mengklaim bahwa dirinya bertindak dalam kerangka hak membela diri.

Rusia dan Tiongkok ikut menyuarakan keprihatinan dan mendesak Israel agar menghentikan eskalasi. Kremlin menyebut serangan Israel sebagai tindakan “provokatif” yang mengancam stabilitas kawasan. Di sisi lain, Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh terhadap Israel, namun menegaskan tidak terlibat dalam serangan ke Teheran. Presiden Donald Trump memperingatkan Iran agar tidak menyentuh kepentingan AS di kawasan.

Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, mengecam keras serangan Israel ke Iran. Pemerintah menyebut tindakan itu sebagai bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional. Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mendukung langkah diplomatik pemerintah dan meminta Indonesia lebih aktif di forum PBB dan OKI untuk mendorong penghentian konflik. KBRI di Tehran telah mengaktifkan hotline untuk WNI dan menyiapkan opsi evakuasi bila situasi memburuk.

Konflik terbuka antara Iran dan Israel ini memunculkan risiko besar: ancaman terhadap jalur pasokan energi dunia melalui Selat Hormuz, potensi keterlibatan langsung milisi pro-Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, hingga kemungkinan perang proksi menyebar ke Suriah dan Irak.

Meski kedua negara menyatakan siap menghadapi eskalasi, sejumlah analis menyebut konflik ini berpotensi mereda dalam beberapa pekan mendatang, tergantung tekanan diplomatik internasional. Sejumlah negara seperti Prancis, Oman, dan Turki telah menawarkan diri sebagai mediator untuk menengahi kedua pihak.

Namun, hingga saat ini, Israel tetap bersikukuh akan melanjutkan operasi militer hingga “ancaman dari Teheran benar-benar dieliminasi.” Sementara Iran, lewat pernyataan Dewan Keamanan Nasionalnya, menegaskan akan terus membalas selama agresi Israel belum dihentikan sepenuhnya.

Krisis ini menjadi babak baru dalam konstelasi Timur Tengah yang tak pernah tenang. Dan kali ini, konflik itu tak lagi ditentukan hanya oleh perang bayangan. Rudal telah berbicara.

Trump Tower Siap Berdiri di Vietnam, Anak-anak Donald Trump Kembangkan Proyek Properti Mewah Bernilai Triliunan
Trump Tower Siap Berdiri di Vietnam, Anak-anak Donald Trump Kembangkan Proyek Properti Mewah Bernilai Triliunan
AS Terapkan Tarif 19 Persen untuk Impor dari Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada Dampak
AS Terapkan Tarif 19 Persen untuk Impor dari Indonesia, Pemerintah Diminta Waspada Dampak

Leave a comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *