Madanika.id, BALIKPAPAN – Gasali resmi memimpin Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Balikpapan setelah terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Cabang (Muscab) yang digelar Minggu, 23 Juni 2025, di Balikpapan. Proses pemilihan berlangsung cepat dan tanpa perdebatan panjang. Mayoritas peserta sepakat, tokoh yang selama ini dekat dengan komunitas pesisir itu layak memimpin.

“Alhamdulillah teman–teman nelayan mempercayakan kepada saya menjadi ketua,” kata Gasali kepada wartawan usai penetapan.

Langkah pertama yang akan ia ambil tak menunggu lama. Gasali menyiapkan penyusunan kepengurusan baru yang akan melibatkan para ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai bagian inti struktur organisasi. Bagi Gasali, pendekatan ini bukan sekadar simbol keterwakilan, tapi jembatan untuk membangun koneksi nyata antara HNSI dengan keluarga besar nelayan di Balikpapan.

“Tentunya kami akan memulai dengan menyusun kepengurusan baru, di mana ketua–ketua KUB masuk di dalam kepengurusan, agar bisa menjembatani sinergitas kita (HNSI) dengan keluarga besar nelayan di Kota Balikpapan,” ujar dia.

Gasali juga menyiapkan langkah organisasi hingga ke level paling bawah. Ia menyebut, struktur HNSI akan dirancang hingga ke tingkat ranting di kelurahan. Tujuannya, membangun sistem komunikasi dan pemantauan yang merata.

“Insyaallah nanti kami akan menyusun kepengurusan hingga tingkat ranting atau kelurahan, agar ini betul–betul terpantau dan terkomunikasikan dengan keluarga besar nelayan di Kota Balikpapan, agar memudahkan kita untuk berinteraksi,” katanya.

Gasali bukan hanya datang membawa struktur, tapi juga visi. Ia menyebut HNSI Balikpapan harus mengambil bagian dalam kerja nyata meningkatkan kesejahteraan nelayan. Organisasi, kata dia, tak bisa lagi sekadar hadir sebagai nama.

“HNSI Cabang Balikpapan insyaallah akan berkontribusi, menjadi bagian dari perjalanan mengawal kesejahteraan nelayan khususnya di Kota Balikpapan,” ujarnya.

Program yang ia gagas mencakup penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan, serta modernisasi cara tangkap dan pengolahan hasil laut. Menurutnya, nelayan Balikpapan harus diberi ruang dan dorongan untuk melangkah dari praktik tradisional menuju metode modern yang efisien dan berkelanjutan.

“Baik dari segi peningkatan SDM, memberikan pelatihan–pelatihan, dan juga bagaimana mengajak (nelayan) yang tadinya tradisional menjadi (nelayan) modern,” lanjut Gasali.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa eksistensi HNSI Balikpapan harus terasa secara langsung oleh masyarakat pesisir.

“Mudah–mudahan kepengurusan ini, benar–benar bisa hadir, bukan hanya organisasinya saja yang ada, tapi bagaimana kita bisa berkontribusi bersama masyarakat nelayan,” ujarnya.

Dengan terpilihnya Gasali, babak baru HNSI Balikpapan pun dimulai. Harapan akan terwujudnya kepemimpinan yang berpihak pada nelayan bukan hanya dalam wacana, tapi juga kerja konkret kini bergantung pada langkah awal yang segera diambil pengurus baru.