
Sosok Arya Danu (Foto : Instagram)
Kematian Arya Daru: Kronologi, Fakta Investigasi, dan Reaksi Publik
Diplomat muda Kemlu RI, Arya Daru, ditemukan tewas di Menteng dengan wajah terlilit lakban. Simak kronologi, hasil investigasi polisi, dan reaksi keluarga serta publik.
Madanika.id, Jakarta – Publik dikejutkan oleh kematian Arya Daru Pangayunan (37), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, yang ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. Jenazahnya ditemukan dengan wajah terlilit lakban kuning, memicu spekulasi luas di masyarakat.
Kronologi Penemuan
Arya ditemukan sekitar pukul 08.10 WIB oleh penjaga kos setelah istrinya meminta bantuan karena tidak bisa menghubunginya selama dua hari. Polisi segera memasang garis polisi di lokasi kejadian dan membawa jenazah ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk autopsi.
Kemlu melalui Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, membenarkan identitas korban. "Kemlu menyampaikan belasungkawa mendalam dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada kepolisian," ujar Judha.
Malam Terakhir Arya
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pada malam sebelum kematiannya, Arya sempat berbelanja di pusat perbelanjaan Jakarta Pusat, membeli pakaian baru. Rekaman CCTV kemudian menunjukkan Arya berada di rooftop Gedung Kemlu selama lebih dari satu jam, bahkan dua kali mencoba memanjat pagar pembatas. Namun, upaya itu urung dilakukan, dan ia kembali turun ke kantornya sebelum pulang.
Keesokan harinya, Arya ditemukan meninggal. Menariknya, tas ransel dan barang belanjaannya tidak ada di kamarnya, tetapi kemudian ditemukan di rooftop Gedung Kemlu.
Temuan Barang Bukti
Polisi menyita 103 barang bukti dari TKP, termasuk:
Gulungan lakban kuning
Ponsel dan media penyimpanan digital
Obat-obatan pribadi
Kondom dan pelumas, yang menurut polisi tidak terkait kematian
Surat rawat jalan dari rumah sakit
Analisis digital forensik mengungkap email lama Arya kepada lembaga konseling internasional pada 2021, yang menunjukkan tanda-tanda depresi dan keinginan bunuh diri.
Hasil Investigasi Forensik
Autopsi forensik memastikan Arya meninggal karena asfiksia atau mati lemas akibat saluran napas tertutup. Tes toksikologi tidak menemukan racun atau narkotika. Hasil pemeriksaan DNA pada lakban menunjukkan hanya terdapat DNA Arya, tanpa jejak orang lain. CCTV dan pemeriksaan 26 saksi juga tidak menemukan tanda-tanda keterlibatan pihak ketiga.
"Kasus ini tidak mengandung unsur pidana. Bukti ilmiah menunjukkan kematian korban merupakan bunuh diri," tegas Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya.
Reaksi Keluarga dan Publik
Keluarga Arya di Yogyakarta menolak percaya bahwa ia bunuh diri. "Kami yakin almarhum tidak seperti itu," ujar Meta Bagus, kakak ipar Arya. Meski demikian, mereka berharap penyelidikan dilakukan secara transparan.
UGM, almamater Arya, mengenangnya sebagai diplomat muda berprestasi. "Kami kehilangan sosok yang membanggakan," kata Nur Rachmat Yuliantoro, Ketua Departemen Hubungan Internasional UGM.
Sosok Arya Daru
Arya adalah lulusan Hubungan Internasional UGM yang dikenal berdedikasi dan berempati tinggi dalam tugasnya melindungi WNI di luar negeri. Rekan-rekan kerjanya mengenang Arya sebagai sosok disiplin, cerdas, dan rendah hati.
Sebagai bentuk penghormatan, Kemlu mengibarkan bendera setengah tiang dan mengunjungi keluarga almarhum. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian pada kesehatan mental, bahkan di kalangan profesional berprestasi.
Leave a comments
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Ikuti Kami