Madanika.id, Jakarta – Politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli, menanggapi pembelaan relawan Pro-Jokowi (Projo) terhadap Presiden Joko Widodo. Ia menilai kelompok relawan itu sekadar membela tanpa memahami duduk perkara konflik antara PDIP dan Jokowi.

"Projo dan relawan Jokowi lainnya itu hanya penjilat, mereka tidak tahu persoalan sebenarnya. Kami bahkan menduga Jokowi tengah menghasut. Jika ancaman ini nyata, tentu kami tak akan tinggal diam," kata Guntur kepada wartawan, Minggu, 16 Maret 2025.

Guntur menyebut Projo terpancing oleh bantahan Jokowi terkait pernyataan politikus PDIP, Deddy Sitorus, soal utusan tertentu. Menurutnya, tidak ada yang keliru dari pernyataan Deddy.

"Bagi kami, pernyataan Bang Deddy Sitorus itu hanya menyampaikan fakta. Kecuali kalau dia bilang 'utusan Jokowi' atau 'Jokowi mengirim utusan', itu bisa punya konsekuensi hukum. Yang disampaikan Bang Deddy adalah ‘tanggal 14 ada utusan’ Di mana letak salahnya?" ujar Guntur.

Ia menegaskan bahwa kabar tentang desakan agar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mundur, larangan memecat Jokowi, hingga sembilan kader PDIP yang disebut-sebut menjadi target adalah benar adanya. Ia pun mencurigai bahwa Hasto tengah dikriminalisasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hubungan antara PDIP dan relawan Jokowi semakin memanas sejak penangkapan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, oleh KPK beberapa waktu lalu. PDIP menuding ada unsur politisasi dalam kasus tersebut, sementara relawan Jokowi justru membela langkah hukum yang diambil lembaga antirasuah.

Sejumlah elite PDIP menilai penangkapan Hasto sebagai upaya pelemahan partai dan bentuk tekanan terhadap Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, Projo dan kelompok relawan lainnya menegaskan bahwa proses hukum harus dihormati, sekaligus menepis anggapan bahwa Jokowi berada di balik kasus yang menimpa Hasto.

Ketegangan ini menambah jurang perbedaan antara PDIP dan mantan kadernya, Jokowi. Bahkan, beberapa pengamat politik menilai hubungan keduanya telah mencapai titik nadir, dengan indikasi perpecahan yang kian nyata menjelang kontestasi politik mendatang